Beradab, Sebelum Berilmu

Adab adalah mengambil akhlak-akhlak yang mulia dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Ada sedikit perbedaan antara akhlak dan adab.

1. Akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri. Dan akhlak ada yang mulia dan ada yang tercela.
2. Adab adalah etika yang tercermin dan yang teraplikasi dengannya. Dan semuanya mulia.

Sedangkan timbangan atau tolak ukur akhlak dan adab  adalah Nabi Muhammad Shallahu alaihi Wasallam. Apa yang sesuai dengan akhlak dan adab Nabi Shallahu alaihi Wasallam, maka itu adalah mulia. Dan jika menyelisihi hal tersebut,  maka itu adalah hina. Allah Azza wa Jalla berwasiat agar kita menjadi orang yang beradab seperti dalam firmannya:

وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا

Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu

-سورة النساء, آية ٨٦

Dan firmanNya

وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka berkata-kata baik.

-سورة الفرقان, آية ٦٣

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yg menjelaskan tentang adab. Nabi Shallahu alaihi Wasallam menjelaskan tentang kedudukan akhlak mulia dalam hadistnya:

مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلاَةِ

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat timbangannya dari akhlaq mulia ketika diletakkan di atas mizan (timbangan amal) dan sungguh pemilik akhlaq mulia akan mencapai derajat orang yang mengerjakan puasa dan shalat.” (HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Beradab sebelum ilmu :

  • Sufyan ats tsauri berkata: dulu orang ingin menuntut satu hadist, mereka belajar adab selama dua puluh tahun.
  • Ibnu sirin berkata tentang para tabiin

كانوا يتعلمون الهدي كما يتعلمون العلم

Mereka belajar adab seperti mereka belajar ilmu.

  • Imam malik rahimahullah berkata:

Belajarlah adab sebelum belajar ilmu.

Wajib bagi penuntut ilmu mempunyai kewibawaan, ketenangan, takut kepada Allah, serta mengikuti jejak orang sholeh terdahulu.

  • Ibnu wahab berkata tentang gurunya imam malik:

Kami lebih banyak belajar adab dari imam malik daripada belajar ilmu.

  • Kajian Imam ahmad rahimahullah dihadiri oleh 5000 lebih, 500 orang belajar dan mencatat ilmu, dan sisanya belajar adab.

Adab yang mesti menghiasi diri seorang penuntut ilmu.

1. Mengikhlaskan niat hanya karena Allah.

Ia ingin kebodohan terangkat dari dirinya dan orang lain, beribadah dengan benar dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di sisi Allah. Nabi Shallahu alaihi Wasallam bersabda:

من تعلم علماً مما يبتغى به وجه الله ليصيب به عرضاً من الدنيا لم يجد ريح الجنة

Siapa yang menuntut ilmu yang seharusnya ia niatkan untuk Allah namun ia niatkan untuk mendapatkan sebagian dari harta dunia maka ia tidak akan mencium harumnya bau surga.

2. Melakukan perjalanan untuk mendapatkan ilmu.

Kita lihat bagaimana ulama terdahulu melakukan perjalanan jauh hanya untuk mendapatkan satu hadist.

3. Jangan duduk di tengah-tengah halaqoh (lingkaran) ilmu.

Hudzaifah pernah berkata;

لَعَنَ اللَّهُ عَلَى لِسَانِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَعَدَ وَسْطَ الْحَلْقَةِ

“Allah melaknat melalui lisan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, orang yang duduk di tengah-tengah halaqah.”

4. Jangan menuntut ilmu dalam keadaan terlalu kekenyangan.

Nabi Shallahu alaihi Wasallam bersabda “Tidak ada tempat paling buruk yang diisi manusia selain perutnya, cukuplah seorang anak Adam makan beberapa suap makanan saja yang dapat mengokohkan tulang punggungnya. Jika memang ia harus mengisi perutnya maka hendaknya ia memberikan sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga lagi untuk nafasnya“. (HR. Tirmidzi).

 Adapun  Adab-adab bersama guru sebagai berikut :

1. Istikhoroh dalam mencari guru

Ibnu sirin berkata

إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم

“Sesungguhnya ilmu itu adalah agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama”

2. Tawadhu terhadap  guru

Ulama berkata:

Jika ayahmu penyebab engkau lahir kedunia ini maka gurumu adalah penyebab kau masuk syurga. Maka hendaknya kita menghormati guru dan memuliakannya

3. Sabar menghadapi sikap guru

4. Kalau duduk di depan gurunya maka harus beradab dan beretika

5. Jangan banyak tanya terhadap guru

Adab dengan pelajarannya :

1. Memulai belajar dari Al Qur’an.
2. Jangan menyibukkan diri dengan *masalah khilaf atau pertikaian para ulama*. Apalagi jika kita baru belajar.
3. Memperbaiki bacaan terutama bacaan Qur’an.
4. Jangan malu bertanya jika tidak tahu.

Adab dengan diri sendiri :

1. memperbaiki niat dalam menuntut ilmu.
2. Memanfaatkan waktunya semaksimal mungkin, dan jangan banyak menghabiskan waktu dengan hal yang sia-sia.

Sumber: http://syafiqrizabasalamah.com

 

.

You may also like...